Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

THE EMPRESS: Cinta dan Tahta



Setelah maraton sekitar satu minggu, akhirnya series The Empress berhasil saya selesaikan. Series ini bercerita tentang Elisabeth yang berasal dari Bavaria atau yang dikenal dengan nama panggilan Sisi menikah dengan Kaisar Franz Joseph.

Cerita bermula bagaimana Elisabeth dan Kaisar Franz akhirnya bisa menikah. Pada awalnya yang digadang untuk menjadi Permaisuri adalah Helene, kakak Elisabeth. Namun ketika bertemu dengan Elisabeth secara tidak sengaja dan melihat tingkah konyol Elisabeth, Kaisar Franz menjatuhkan pilihannya kepada Elisabeth. 

Keputusan Kaisar Franz pada awalnya ditolak ibundanya karena merasa Elisabeth bukanlah seseorang yang pantas untuk menjadi Permaisuri. Tapi Kaisar Franz tetap bersikukuh untuk menikah dengan Elisabeth hingga ibunya tidak bisa berkutik untuk menolak. Elisabeth pun menjadi permaisuri yang terkenal kecantikannya di seluruh Eropa.


Selang beberapa lama setelah menikah, Elisabeth melahirkan seorang Putri yang diberi nama Putri Sophie. Dua tahun kemudian, dia melahirkan kembali seorang Putri yang diberi nama Putri Gisela. Kelahiran kedua Elisabeth begitu dramatis. Dia mengalami pendarahan dalam proses kelahiran hingga tidak sadarkan diri dalam beberapa hari. Setelah sadar, dia mengalamin baby blues (istilah saat ini). Elisabeth selalu terbayang wajah salah seorang pejuang revolusi, seseorang yang ditembak tentara sebelum dia melahirkan. Takut semakin memperparah kondisi mentalnya, mertuanya meminta dokter untuk meresepkan obat yang membuat Elisabeth tenang.

Pada suatu ketika, Kaisar Franz diminta untuk melakukan perjalanan ke Hungaria, perjalanan tersebut disambut baik Elisabeth. Elisabeth pun ingin mengajak serta kedua putrinya. Namun, Elisabeth terlambat menyadari bahwa kesehatan Putri Sophie menurun. Putri Sophie sempat dirawat dan esoknya kesehatannya sempat membaik. Karena kesehatan Putri Sophie membaik, Kaisar Franz dan Elisabeth akhirnya bisa berkunjung ke petani lokal Hungaria. Mereka disambut dengan baik. Menerima hadiah dari rakyat dan mencicipi makanan khas Hungaria hingga ada kabar bahwa kesehatan Putri Sophie kembali memburuk.

Dokter anak dari Wina menjelaskan kepada Kaisar Franz dan Elisabeth bahwa Putri mereka menderita tifus kurang-lebih tiga minggu. Namun nahas, pada akhirnya Putri Sophie tidak bisa diselamatkan. Meninggalnya Putri Sophie membawa duka mendalam bagi Elisabeth. Dia seperti tidak punya harapan untuk hidup. Menyalahkan diri sendiri, menyalahkan Kaisar Franz dan menyalahkan semua yang bisa menjadi penyebab meninggalnya Putri Sophie. Kaisar Franz memendam perasaan dukanya dengan diam dan melamun.  

Di series tersebut, Franz Joseph dikenal sebagai Kaisar yang cinta damai. Dia lebih memilih bernegosiasi untuk mencapai kesepakatan daripada peperangan. Peperangan menjadi langkah terakhir apabila kesepakatan tidak bisa dicapai. 

Yang menjadi favorit saya adalah di episode terakhir musim dua. Saat itu Kaisar Franz, Elisabeth, Ibunda Franz, Maximilian (adik Franz), dan Charlotte (istri Maximilian) sedang makan bersama. Kaisar Franz mengutarakan keinginannya untuk ikut terjun dalam peperangan setelah melihat banyaknya tentara yang gugur di peperangan. Setidaknya dia ingin memberikan pengorbanan meskipun nyawa yang menjadi taruhannya. Keputusan Kaisar Franz, sempat ditantang sang Ibunda. Namun, Kaisar Franz dengan tekad bulat dan Elisabeth yang mendukung langkahnya tetap terjun dalam peperangan. Sang adik, Maximilian yang di season pertama melakukan kudeta berkata, jika ada sesuatu yang terjadi kepada Franz, dia siap untuk membantu (menjadi Kaisar selanjutnya). Kaisar Franz tidak menyukai cara bicara Maximilian. Kaisar Franz berkata bahwa masih ada Ibundanya dan Elisabeth yang akan memimpin kekaisaran ini sebelum Rudolf (Pangeran). Dia mengingatkan bahwa tugas Kaisar Franz hanya sementara. Dia hanya menjaga sementara untuk selamanya. Kekaisaran bukan untuk dia, Maximilian, atau anaknya. Kekaisaran untuk dijaga selamanya.



Rahmalia Fauza
Rahmalia Fauza On ne voit bien qu'avec le cœur. L'essentiel est invisible pour les yeux.

Posting Komentar untuk "THE EMPRESS: Cinta dan Tahta"