Le Petit Prince: Betulkah Sebuah Buku Anak?
Terbit pertama kali pada tahun 1943, Le Petit Prince masih menjadi salah satu buku yang begitu menarik minat pembaca. Dengan jumlah halaman 120, buku ini telah dialihbahasakan lebih dari 300 bahasa dan dialek serta sudah terjual jutaan copy di seluruh dunia.
Buku karya Antoine de Saint-Exupéry ini menceritakan tentang seorang Pilot yang terdampar dan bertemu dengan sang Pangeran Cilik di Gurun Sahara. Pertemuan di awali saat sang Pangeran Cilik meminta sang Pilot untuk menggambarkan seekor domba untuknya.
Lama tidak menjawab pertanyaan sang Pilot tentang dari manakah sang Pangeran Cilik berasal, sang Pangeran Cilik dengan rambut keemasan secara tidak langsung menceritakan tempat tinggalnya yang dipercaya sang Pilot berasal dari Asteroid B-612. Sebuah asteroid yang ditemukan oleh seorang Astronom Turki pada tahun 1909.
Tempat tersebut merupakan planet kecil, di mana ada tiga gunung dan setangkai bunga mawar. Setiap pagi, sang Pangeran Cilik selalu membersihkan gunung-gunung tersebut dan merawat bunga mawarnya yang cantik. Bunga mawar itulah yang kemudian menarik perhatian sang Pangeran Cilik untuk ke bumi.
Hari demi hari berlalu dan sang Pilot menerima cerita pengalaman sang Pangeran Cilik yang berkeliling dari satu planet ke planet lain untuk mencari kesibukan dan pengalaman. Sang Pangeran Cilik bercerita, ia pergi ke banyak planet. Di planet pertama, ia bertemu Sang Raja yang haus akan memerintah. Di planet kedua, orang sombong yang ditemuinya. Kemudian di setiap planet, ia bertemu dengan si Pemabuk, si Pengusaha, si Penyulut Lentera yang selalu bekerja setiap menit. Dari banyaknya kunjungan tersebut, sang Pangeran Cilik menganggap semua yang ditemuinya merupakan orang dewasa yang aneh.
Hingga pada saat sang Pangeran Cilik tiba di sebuah planet yang di dalamnya ditinggali seorang Ahli Ilmu Bumi. Diceritakan oleh Ahli Ilmu Bumi, ia membuat sebuah catatan inventaris berdasarkan kesaksian para penjelajah. Dan ia hanya menuliskan benda-benda yang ditemui secara tetap. Tidak bersifat temporer. Saat sang Pangeran Cilik menceritakan tentang planetnya yang terdapat tiga gunung dan setangkai mawar, mawar tersebut ditolak karena bersifat temporer. Artinya bisa berubah, yaitu bunganya bisa musnah. Khawatir akan kemusnahan bunga satu-satunya, sang Pangeran Cilik merasakan penyesalan. Akan tetapi, lanjut bertanya kepada Ahli Ilmu Bumi tentang tujuan manakah yang perlu ia kunjungi selanjutnya. "Planet bumi", itulah yang dikatakan Ahli Ilmu Bumi.
Bumi menjadi planet yang dituju sang Pangeran Cilik. Ia bertemu seekor ular, bertemu banyak mawar dan juga seekor rubah yang telah dijinakkannya. "Inilah rahasiaku. Sangat sederhana: hanya lewat hati kita melihat dengan baik. Yang terpenting tidak tampak oleh mata," kata si Rubah kepada Pangeran Cilik sesaat setelah sang Pangeran berpamitan kepada mawar-mawar yang dinilainya biasa saja karena tidak ia taklukkan.
Sang Pangeran Cilik mengingat pesan rahasia yang si Rubah sampaikan. Waktu yang dihabiskan sang Pangeran Cilik bersama si Rubah, membuat si Rubah tersebut sama berharganya seperti bunga mawar miliknya. "Waktu yang kamu buang untuk mawarmu, itulah yang membuatnya begitu penting." Dan selalu ingat, "Kamu bertanggung jawab untuk selama-lamanya atas siapa yang telah kamu jinakkan. Kamu bertanggung jawab atas mawarmu..." Kata si Rubah sebagai pungkasan pertemuan mereka.
Pada akhirnya, perpisahan juga terjadi antara sang Pangeran Cilik dan sang Pilot yang ditemuinya untuk menggambarkan domba. Keduanya berpisah setelah sang Pangeran Cilik mendiami planet bumi selama satu tahun.
Memang pada awalnya buku ini ditujukan untuk anak-anak. Akan tetapi, rasanya bagus juga dibaca untuk orang dewasa sebagai bahan refleksi.
Buku ini menarik karena banyak ilustrasi yang disertakan. Namun, perlu membaca ulang untuk mengetahui dan memahami apa yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Meskipun begitu, buku ini sangat direkomendasikan untuk dibaca.
Posting Komentar untuk "Le Petit Prince: Betulkah Sebuah Buku Anak?"