Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KUTIPAN MENARIK DARI BUKU JAKARTA SEBELUM PAGI

 


Setiap membaca buku, tentu kita akan melakukan anotasi atau menandai, menambahkan atau berpedapat pada kalimat yang kira-kira menarik perhatian. Entah itu kalimat bijak berupa nasihat, atau kalimat yang sekiranya relate dengan apa yang sedang terjadi di diri kita. Kali ini, saya ingin merangkum beberapa kutipan menarik hasil anotasi buku Jakarta Sebelum Pagi karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizki.

  1. Kutipan pertama yang menarik perhatian saya ketika Emina menjelaskan alasan kenapa setiap tiga bulan sekali dia berganti warna rambut. Alasan dia didasarkan pada buku yang dibacanya yang berjudul Hollow City karya Ransom Riggs. Di buku tersebut ada tokoh pemuda Gipsi yang perlahan-lahan jadi invisible. Dimulai dari kakinya, setiap hari, semakin banyak anggota tubuhnya yang jadi nggak terlihat. Tumbuh dewasa rasanya seperti itu. Waktu masih kecil, semua orang perhatian. Tapi, begitu dewasa, sedikit demi sedikit, kamu hilang dari pandangan. Makanya, orang dewasa pakai makeup, berdandan rapi, pakai baju bagus… Karena kalau nggak, nggak akan ada yang melihat mereka. Penampilan, bagi orang dewasa, itu seperti baju untuk manusia transparan–membuat orang sadar kalau mereka ada. Karena biasanya, di dunia orang dewasa, orang-orang nggak punya cukup perhatian untuk menunggu kamu bicara dan bilang kalau kamu ada.
  2. Bukannya menemukan orang yang bersedia menghabiskan waktu untuk mendengarkan kamu itu lebih penting daripada memaksakan diri untuk dilihat orang yang bahkan nggak peduli.  Kutipan tersebut saya rasa relate untuk sebagian orang.
  3. Kutipan ini sepertinya familiar bagi pembaca AU atau Alternative Universe. Karena saya beberapa kali menemukan kutipan tersebut ketika membaca cerita AU. Kadang-kadang, orang membaca buku supaya dikira pintar. Lalu mereka membaca buku sastra terkenal, buku yang mendapatkan penghargaan. Dan, meskipun mereka nggak menyukainya, mereka bilang sebaliknya karena ingin dianggap bisa memahami pemikiran sastrawan kelas atas. Ini adalah yang bodoh. Jangan pernah membaca karena ingin dianggap pintar; bacalah karena kamu mau membaca, dan dengan sendirinya kamu akan jadi pintar.
  4. Kesedihan nggak bisa dibandingkan. Kutipan singkat dan padat dari Abel.
  5. Tapi, yang lebih menakutkan daripada apa pun yang kita takutkan adalah kalau kita terus-terusan merasa takut. Usaha Abel untuk mengatasi ketakutannya akan kontak fisik dan suara.
  6. Semua orang mengalami tragedi dalam hidupnya. Nggak semuanya besar menurut orang, tapi semuanya besar bagi yang mengalami.
  7. Tiap orang, sebagaimanapun kita mengenalnya, selalu jauh lebih dalam dari yang kita pikir.
  8. Nggak ada orang lain yang bisa menanggung risiko dari perbuatan yang kamu pilih.
  9. Le premier verre est aussi doux que la vie, le deuxème est aussi fort que l’amour, le troisième est aussi amer que la mort. Gelas pertama selembut kehidupan, gelas kedua sekuat cinta, gelas ketiga sepahit kematian.” Pepatah tersebut berasal dari Aljazair. Kehidupan, cinta, dan kematian ada di satu teko teh. Kamu nggak bisa menghentikan percampurannya.
  10. Mereka tinggal di zaman yang sama, tapi membuat keputusan yang begitu berbeda. Mungkin cara hidup manusia tidak tergantung pada waktu. Mungkin yang memengaruhi cara hidup mereka adalah diri mereka sendiri.
  11. Kenapa harus repot-repot mencemaskan apa yang akan terjadi di masa depan, kalau yang paling penting adalah sekarang–saat ini?

Buku ini bagi sebagian orang bisa menjadi comfort book di saat merasakan lelahnya kehidupan. Membaca kembali kisah Emina dan Abel dan orang-orang yang menyertai mereka dalam buku bisa menciptakan kebahagiaan sendiri. Terlebih karakter Emina yang cukup ceplas-ceplos dalam bertutur kata.

Rahmalia Fauza
Rahmalia Fauza On ne voit bien qu'avec le cœur. L'essentiel est invisible pour les yeux.

Posting Komentar untuk "KUTIPAN MENARIK DARI BUKU JAKARTA SEBELUM PAGI"