Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jakarta Sebelum Pagi: Cinta dan Misteri Surat Balon Perak.

 


Ini adalah buku kedua dari Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie yang saya baca. Saya sebenarnya mengekspektasikan tentang menariknya buku ini, sih. Mengingat saya sudah mengantri buku ini di aplikasi iPusnas beberapa bulan yang lalu dan baru mendapat buku ini ketika ada perubahan tampilan dari aplikasi tersebut. Dan, ya, buku ini sangat menarik!

Buku yang saya baca adalah Jakarta Sebelum Pagi. Dari judulnya saja sudah menarik perhatian. Saya mengira buku ini akan menceritakan tentang kehidupan malam Kota Jakarta. Namun, setelah membaca buku yang berjumlah 280 halaman, saya salah. Buku ini bisa dikatakan memiliki genre romance dan misteri. Meskipun romance yang ditampilkan di buku ini sangat tipis namun membuat kita sebagai pembaca justru dibuat gemas dan geregetan. 

Kisah bermula dari si tokoh utama perempuan bernama Emina yang tiba-tiba mendapatkan kiriman bunga mawar, hyacinth biru, dan melati yang diantar menggunakan balon perak ke balkon apartemennya. Dalam kiriman tersebut, selalu disisipkan sebuah surat yang Emina sebenarnya tidak mengetahui surat tersebut ditujukan untuk siapa. Karena dalam surat tersebut tidak ada nama dirinya sebagai penerima.

Rasa penasaran akan siapa sebenarnya yang mengirim paket, Emina mulai mencari tahu. Dia penasaran tentang alasan seseorang tersebut mengirim paket. Pencarian dimulai dari toko bunga di bawah apartemennya. Dari sana dia mengetahui tentang si gadis kecil misterius yang bernama Suki hingga akhirnya mengantarkan dia ke pemilik apartemen sebelahnya yang memiliki haphephobia (ketakutan berlebihan pada sentuhan atau kontak fisik) dan ligyrophobia (ketakutan berlebihan pada suara) yang bernama Abel.

Setelah mengetahui siapa pengirim paket sebenarnya yang ternyata adalah Abel, Emina dan Abel harus mencari tahu siapa sebenarnya yang menulis surat tersebut dan ditujukan untuk siapa. Jakarta Sebelum Pagi merujuk pada kegiatan Emina dan Abel dalam napak tilas kisah yang diceritakan dalam surat tersebut. Dimulai dari Kanal Molenvliet, Jembatan Kota Intan, Kali Krukut hingga Museum Taman Prasasti. Sama seperti Abel yang tidak benar-benar menyembunyikan diri saat mengirim paket balon perak, si penulis surat juga begitu. Seolah ingin ditemukan.

Bagian dari buku ini yang menjadi favorit saya adalah ketika mereka sampai di Museum Taman Prasasti. Emina mengutarakan rasa sedihnya ketika melihat banyak pengunjung Museum yang berfoto konyol menirukan patung di atas pemakaman. “Aku selalu berpikir kalau seharusnya pemakaman adalah tempat yang tenang, damai, sunyi. Tempat ini memang sudah jadi museum, tapi kupikir seharusnya pengunjung menghormati penghuni tetap tempat ini.”

Sangat direkomendasikan untuk dibaca!

Rahmalia Fauza
Rahmalia Fauza On ne voit bien qu'avec le cœur. L'essentiel est invisible pour les yeux.

Posting Komentar untuk "Jakarta Sebelum Pagi: Cinta dan Misteri Surat Balon Perak."