CADL: Kadang Hidup Disutradarai Nasib dan Kita Cuma Jadi Korban
“Kadang hidup kita disutradarai nasib. Tak ada yang bisa kita lakukan, dan kita cuma jadi korban.”
Diperbaruinya aplikasi iPusnas, membuat saya akhirnya bisa mendapatkan buku yang telah masukkan ke dalam antrian sekitar satu tahun yang lalu. Buku tersebut adalah CADL-Sebuah Novel Tanpa Huruf E. Buku ini menarik perhatian saya karena, katanya, di dalam buku yang mempunyai halaman sebanyak 293 ini tidak ada sama sekali huruf E!
Buku tersebut bercerita tentang suatu wilayah yang dipimpin oleh pemimpin diktator bernama Zaliman Yang Mulia bernama Wiranacita. Selama menduduki kursi kepemimpinan, Zaliman telah mengeluarkan beberapa maklumat. Di antaranya adalah harus dihapuskannya Huruf Itu karena alasan pribadi. Dia tidak menyebutkan alasan tersebut. Hanya ingin Huruf Itu dihapuskan. Dari nama orang, buku, aturan bicara dan lain sebagainya. Dan ketika ada yang melanggar dari apa yang dimaklumatkan, akan segera ditiadakan paksa.
Tentu kita sebagai pembaca akan penasaran tentang alasan kenapa Huruf Itu sampai harus ditiadakan dan Zaliman Yang Mulia mengeluarkan maklumat tersebut. Apalagi ada beberapa bagian cerita dari buku tersebut yang bisa dijadikan sebagai bahan refleksi. Tentang aktivis mahasiswa, suara yang dibungkam, dan berbagai intrik politik untuk mencapai tujuan.
Lamin akan membawa kita untuk membedah itu semua mengikuti kata hatinya meskipun tanpa sadar akan menghadapi bahaya.
Buku ini cukup page turner yang membuat kita ingin terus membaca sampai halaman terakhir. Sangat direkomendasikan!
Dan terakhir, nama-nama tokohnya sangat kreatif 😂
“Kalau kamu bisa memanipulasi orang, kamu bisa jadi politikus, Gandhi. Di Wiranacita, jadi politikus bisa dibayar sangat tinggi, daripada cuma jadi ilmuwan pisang?”
Posting Komentar untuk "CADL: Kadang Hidup Disutradarai Nasib dan Kita Cuma Jadi Korban"